BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 29 Desember 2009

"Manfaat musik pop"


Menjamurnya musik industri atau musik pop (populer) pada satu sisi memberikan banyak manfaat bagi anak bangsa. Bahkan, dengan keunggulan-keunggulan musik industri, musik Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Coba tengok grup musik semacam Dewa, Slank, Padi, Peterpan, Radja, /rif, Jikustik, Cokelat, Boomerang, Gigi, dan Sheila on Seven.
Grup musik mayor label yang menyajikan lagu easy listening itu sangat digandrungi anak muda. Mereka sanggup mengalahkan grup musik luar negeri yang jumlahnya saabrek. Bahkan, kelompok musik itu mampu manggung di beberapa negara Eropa dan Asia. Itu baru kelompok musik, belum penyanyi solonya. Seperti Ari Laso, Baim, Audi, dan Rosa.
Namun musik industri tidak seluruhnya dipandang positif. Para pemusik yang masih menyimpan idealisme, menilai musik industri itu justru mengganggu dan meracuni proses kreativitas atau imajinasi para pemusik. Pasalnya, para pemusik harus bisa mematuhi permintaan produser untuk memenuhi selera pasar. Sebab, karya mereka hanya dihargai sebatas berapa banyak kaset atau VCD yang terjual.
Berangkat dari rasa keprihatinan itulah Pekan Komponis yang sudah lama beku mulai dicoba untuk dihidupkan kembali oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Pekan Komponis yang dimulai sejak 1979 itu baru bisa digelar untuk kesebelas kalinya tahun ini. Dalam Pekan Komponis XI yang digelar mulai 7 hingga 10 Desember, DKJ menggandeng Taman Budaya Surakarta (TBS) dan STSI Solo. Inilah untuk pertama kalinya Pekan Komponis diadakan di luar Jakarta.

0 komentar: